Laporan pendahuluan
Tetanus

Di susun oleh :
TRIA ENAMBELA O
XI keperawatan 1
Nis: 155/128.076
SMK MUHAMMADIYAH LUMAJANG
JL. Letkol slamet wardoyo 103 labruk lor
2014 – 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar pengesahan pada pasien dengan
tetanus telah di syahkan dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing
akademik pada :
HARI :
TANGGAL :
RUANGAN :
Pembimbing akademik
pembimbing klinik
Dyaning dhamayanti, A.Md.Kep
Siti Fatimah
TETANUS
DEFINISI
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama
kekakuan otot ( spasme ) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan
disebabkan kuman secara langsung, tetapi sebagai dampak eksotosin (
tetanoplasmin ) yang dihasilkan oleh kuman pada sinap ganglion sambungan sumsum
tulang belakang, sambungan neuromuscular (neuromuskulas jungtion ) dan saraf autonom
( smarmo, 2002)
ETIOLOGI
Spora bacterium clostridium tetani
(c.tetani ). Kuman ini mengeluarkan toxin yang bersifat neurotosik ( tetanus
pasmira ) yang mengakibatkan kejang otot dan saraf perifer setempat termasuk
bacteri gram positif. Bentuk : batang, terdapat di tanah, debu,dll.
KLASIFIKASI
Klasifikasi tetanus berdasarkan bentuk
klinis yaitu :
1. Tetanus local : ditandai dengan otot terasa
sakit timbul rebiditas dan spasme pada bagian proksimal luar selama beberapa
minggu dan menghilang.
2. Tetanus sefalik : masa inkubasi 1-2 hari
terjadi setelah luka pada kepala dan muka paling menonjol yaitu alis fungsi
saraf III,IV,VII,IX tersering saraf otak VII diikuti tetanus umum.
3. Tetanus genal : ditandai dengan spasme otot,
kaku kuduk, nyeri tenggorokan, kesulitan membuka mulut, timbul kejang
menimbulkan eduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Spasme
berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh relaksasi
4. Tetanus neonatorium : berbentuk general dan
faktal apabila tidak ditangani langsung. Terjadi pada anak – anak yang di
lahirkan dari ibu yang tidak imunisasi secara adekuat, sulit menelan asi.
PATHOFISIOLOGI
Luka tusuk
Luka tembak,dll
|

Perawatan luka yang salah
|

![]() |
![]() |
Menghasilkan toksin tetanus ygMenyebar
keseluruh tubuh
|

![]() |
Timbul kejang
|

![]() |



Obstruksi
trakea brocial gangguan
ventilasi spontan
MANIFESTSI KLINIS
Tanda tetanus ( sudoyo, aru 2009 )
-
Periode inkubasi
dengan rata – rata 7-10 hari
-
Onset bervariasi
antara 1-7 hari
-
Regiditas
-
Spasme otot
-
Pemulihan
memerlukan waktu 4 minggu
Gejala dan tanda secara umum :
-
Spasme dan
messeter menyebabkan timus
-
Pembekakan, raa
sakit dan kaku dari berbagai otot :
. otot leher
. otot dada
. otot lengan dan paha
. otot punggung
. merambat ke otot perut
-
Tetanik seizures
-
Iribilitas
-
Demam
Gejala penyerta lain :
1. Keringat berlebihan
2. Sakit
menelan
3. Spasme tangan dan kaki
4. Produksi air liur
5. BAB dan BAK tidak terkontrol
6. Terganggunya pernafasan karena otot laring
terserang
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
-
EKG : interval CT
memanjang karena segment st. bentuk takikardi ventrikuler ( torsaderde pointers
)
-
Pada tetanus
kadar serum 5 – 6 mg/al Atau 1,2 – 1,5
mmol/l atau lebih rendah kadar fosfat dalam serum meningat
-
Sinar x tulang
tampak peninngkatan denitas foto rontgen pda jaringan subkutan atau besar
ganglia otak menunjukkan klasifikasi
DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kebersihan jalan nafa tidak efektif
berhubungan dengan penumpukan pada trakea dan spasme otot pernafasan .
Intervensi :
-
bebaskan jalan
nafas dengan mengatur posisi ekstensi
-
bersihkan mulut
dan saluran nafas dari secret dan lendir dengan melakukan suction
-
oksigenasi
-
observasi
TTV tiap 2 jam
-
observasi
timbulnya gagal nafas
-
kolaborasi dalam
pemberian obat pengencer sekresi ( mukolitik )
2. gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan
nafas terganggu akibat spasme otot – otot pernafasan.
Intervensi :
-
antur posisi
luruskan jalan nafas
-
observasi tanda
dan gejala sinosis
-
oksigenasi
-
observasi
timbulnya gagal nafas
-
kolaborasi dalam
pemerikssaan analisa gas darah
3. peningkatan suhu tubuh ( hipertermia 1
berhubungan dengan efek toksin ( bacterimia ).
Intervensi :
-
antur suhu
lingkungan yang aman
-
pantau suhu tubuh
tiap dua jam
-
berikan hidrasi
atau minum yang cukup
-
lakukan tindakan
teknik aseptic dan anti septic pada perawatan luka
-
berikan kompres
dingin bila tidak terjadi eksternal rangsangan kejang .
4. pemenuhan nutria kurang dari kebutuhan
berhubunngan dengan kekakuan otot pengunyah .
intervensi :
-
factor yang mempengaruhi
kesulitan dalam makan dan pentingnya makan bagi tubuh
-
kolaboratif
-
pemberian diit
TKTP cair, lunak, atau bubur kasar
-
pemberian cairan
perivline
“ DAFTAR PUSAKA “
http://
health.yahoo.com/ency/adam/aobis.last diaskses pada tanggal 1 maret 2014
http:
//medindia.net/patients/ptientinfo/poll/voteconfirm asp diakses pada tanggal 1
maret 2014
brunnerd dan suddarth.2002.BUKU AJAR
KEPERAWATAN medical bedah Jakarta : EGC
doenges,ME
2000 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN pedoman untuk perencanan dan pendokumentasi
perawat pasien, edisi 2, Jakarta : EGC
lyanda
juall.C,2003. Rencana ashuan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, penerjema
monica ester, EGC, Jakarta.
Smeltzer.suzuane
C. 2002 . BUKU AJAR KEPERAWATAN medical bedah edisi 8 vol.3 jakarta : EGC